BIOGRAFI IRFAN BACHDIM

IRFAN HAARYS BACHDIM adalah pemain nasional Indonesia yang terlahir di Amsterdam (Belanda), 11 Agustus 1988. Ayahnya, Noval Bachdim,
adalah imigran Indonesia keturunan Arab di Belanda. Sedang ibunya, Hesther van Dijic, adalah asli Belanda. Pasangan ini dikaruniai tiga anak, yaitu Fardym, Irfan, dan Nadia. Hesther menjadi muslimah setelah menikah dengan ayah Irfan.

Irfan Bachdim saat ini bermain di klub Persema Malang, tanah kelahiran ayahnya. Kakek Irfan, Ali Bachdim, dulu juga bermain di klub yang sama. Sang kakek yang juga prajurit Angkatan Laut ini mewariskan bakat sepakbola ke ayah Urfan (Noval), tapi karir sepakbola Noval tidak bersinar. Ia pun memilih merantau ke Belanda untuk bekerja sebagai imigran.

Namun semangat bola Noval tidaklah padam di negeri Kincir Angin ini. Ia ingin salah satu anak lelakinya ada yang menjadi pemain sepakbola.  Dan ternyata pilihan itu ada pada diri Irfan, anak keduanya.

Awal Karir di Belanda

Irfan Bachdim menimba ilmu dasar sepakbola di Akademi Sepakbola Ajax  Amsterdam, yang amat tersohor di Eropa. Salah satu teman seangkatan yang juga teman baiknya adalah Ryan Babel, pemain tim nasional Belanda yang kini merumput di klub Liverpool, Inggris. Di klub raksasa Belanda itu pula lah ia memulai karir sepakbolanya.

Setelah tiga tahun di Ajax, Irfan pindah ke klub SV Aragon. Di klub ini prestasinya amat menonjol, bahkan menjadi top skorer dalam kompetisi yunior nasional yang diikuti klub barunya itu. Padahal posisinya saat itu adalah gelandang, bukan penyerang.

Pemandu bakat FC Utrecht amat tertarik dengan penampilan Irfan di Aragon itu. Irfan pun langsung dikontrak klub anggota Eredivisie (kompetisi Divisi Utama Belanda) itu. Ia masuk tim utama (starter) junior FC Utrecht, dan beberapa kali bermain sebagai cadangan di tim senior FC Utrecht. Debutnya di Eredivisie terjadi pada 17 Februari 2008, dimana ia bermain penuh selama 90 menit melawan VVV-Venlo.

Namun cidera yang cukup lama telah membuat Irfan berkurang  ketajamannya, hingga ia harus merelakan posisinya di Utrech diambil  pemain lain. Ia pun coba bermain di klub divisi 2, FC Harlem, namun belum sampai habis kontrak satu tahunnya, klub ini keburu bubar karena bangkrut.

Tim Nasional Indonesia

Potensi besar yang dimiliki Irfan Bachdim juga dilirik oleh tim nasional Indonesia Usia 23 tahun (U-23), saat tim yang dipersiapkan untuk Asian Games 2006 di Qatar itu mengadakan training jangka panjang di Belanda.

Irfan sempat bermain di tim ini dalam beberapa kali pertandingan persahabatan, namun ia harus mengubur cita-citanya bermain di arena Asian Games untuk Indonesia karena mengalami cidera, hanya satu minggu sebelum berlangsungnya pesta olahraga se Asia itu.

Namun cita-citanya untuk bisa memperkuat tim nasional Indonesia,  negara leluhurnya, akhirnya terwujud saat pelatih Indonesia Alfred Riedl memanggilnya masuk ke squad tim nasional senior yang disiapkan untuk kejuaraan sepakbola negara-negara Asean, Piala AFF 2010.

Debutnya di tim nasional sangat memukau, saat Indonesia menghadapi Malaysia. Gerakannya yang lincah memanfaatkan lebar lapangan sangat menyulitkan barisan belakang Malaysia. Irfan mencetak satu gol di pertandingan itu, dan berperan dalam satu gol bunuh diri pemain lawan. Di pertandingan berikutnya melawan Laos, Irfan juga mencetak satu gol.

Irfan pun menjadi idola baru sepakbola Indonesia. Teknik bermainnya yang tinggi, ditambah parasnya yang ganteng, membuatnya pula digilai oleh gadis-gadis suporter sepakbola Indonesia.

Tapi sayang, arogansi PSSI telah membuat Irfan Bachdim terpental dari squad tim nasional U-23 yang disiapkan ke SEA Games 2011 di Palembang. Ia dicoret dari tim nasional semata karena klubnya, Persema Malang, bermain di kompetisi Liga Primer Indonesia (LPI) yang tidak diakui PSSI. LPI adalah saingan dari Liga Super Indonesia (LSI) punya PSSI sendiri. PSSI yang dikuasai para politisi yang sarat kepentingan pribadi dan partai itu secara sadar mencoba menghancurkan sendiri potensi besar pemain-pemain mudanya yang terbukti hebat.

Klub di Indonesia

Menyusul bubarnya FC Harlem, klub terakhirnya di Belanda, Irfan Bachdim mencoba bermain di Indonesia. Pilihannya sebenarnya adalah Persija Jakarta atau Persib Bandung, tapi kedua klub itu tak berminat. Akhirnya Irfan pun berlabuh di Persema Malang, di tanah kelahiran ayah dan kakeknya. Sang kakek, Ali Bachdim, juga pernah memperkuat Persema yang waktu itu masih perserikatan, bukan klub.

Irfan menjadi andalan di klub ini, yang ditangani oleh Timo Scheunemann, pelatih berkewarganegaraan Jerman tapi lahir di Kediri (Jawa Timur). Turut direkrut pula Kim Jeffrey Kurniawan, pemain berdarah Indonesia-Jerman yang sebelumnya bermain di FC Heidelsheim.

Ketika Persema memutuskan hijrah dari Liga Super Indonesia ke Liga Primer Indonesia, Irfan sempat bimbang menentukan pilihan karena PSSI mengancam ia tidak dapat memperkuat tim nasional bila berkiprah di LPI. Namun akhirnya ia memilih tetap di Persema dengan menandatangani kontrak selama tiga tahun, karena tidak suka terus-menerus diintimidasi oleh PSSI untuk keluar dari Persema. Padahal saat itu ada beberapa klub LSI menawarkan kontrak besar. Ia juga merasa utang budi pada Persema karena hanya klub inilah yang menerimanya di awal kiprahnya di Indonesia.

Nasibnya untuk bisa memperkuat tim nasional Indonesia kini tidak jelas karena PSSI dan pelatih Alfred Riedle tidak mau memilih pemain yang bermain di kompetisi LPI.

BIODATA:

Nama lengkap:  Irfan Haarys Bachdim

Tempat & Tanggal lahir:  Amsterdam (Netherlands), 11 Agustus 1988

Tinggi badan: 1.76 m

Posisi: Penyerang

Klub senior:

2008-2009  : FC Utrecht

2009              : HFC Haarlem

2010-             : Persema Malang

Klub junior:

1999-2001   : Ajax Amsterdam

2002             : SV Aragon

2003-2007 : FC Utrecht


10 responses to this post.

  1. […] « BIOGRAFI IRFAN BACHDIM Irfan Bachdim Akhirnya Berlabuh di Persema […]

    Reply

  2. […] pemain berdarah Indonesia yang hidup di Eropa, Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan, ternyata memilih merumput di klub Persema Malang untuk kompetisi Liga […]

    Reply

  3. […] tim nasional Indonesia, Alfred Riedl, memilih duet striker Christian Gonzales dan Irfan Bachdim untuk menghadapi Malaysia di laga pembuka penyisihan grup A Piala AFF Suzuki Cup 2010 di Jakarta, […]

    Reply

  4. […] IRFAN BACHDIM tetap sangat populer di mata para pecinta sepakbola  Indonesia. Ia juga membuktikan dirinya sebagai striker nasional paling tajam. Meski belum pulih benar dari cidera harmstring yang dideritanya, Irfan Bachdim mampu mencetak dua gol bagi klubnya, Persema Malang, ke gawang tuan rumah Bogor Raya FC, sore ini (20/12). Dua gol Bachdim itu berhasil memenangkan Persema 2-1. […]

    Reply

  5. […] pemain sepakbola nasional Indonesia, Irfan Bachdim dan Ahmad Bustomi memperoleh penghargaan khusus dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, […]

    Reply

  6. […] Irfan Bachdim di dunia industri periklanan ini juga mengangkat nama Liga Primer Indonesia (LPI) tempat bernaung […]

    Reply

  7. […] tim nasional Indonesia Irfan Bachdim, mengaku tak memiliki target pribadi ketika tampil melawan Malaysia di babak penyisihan Grup A […]

    Reply

  8. […] Biografi Irfan Bachdim Possibly related posts: (automatically generated), ‘Darah Baru’ Tim IndonesiaBachdim Siap […]

    Reply

  9. […] Irfan Bachdim sangat memukai penonton Indonesia dalam debutnya di pertandingan resmi bersama tim nasional Indonesia saat melawan Malaysia. Indonesia sukses menggulung Malaysia 5-1 di pertandingan yang berlangsung Rabu kemarin (1/12) itu, dan Irfan Bachdim menyumbang gol terakhir Indonesia. […]

    Reply

  10. […] Irfan Bachdim akhirnya mengutarakan permohonan maafnya di depan teman dan para pelatih karena tidak mengikuti program pembangunan karakter secara menyeluruh. Dia mengaku sangat bangga menjadi warga negara Indonesia. […]

    Reply

Leave a reply to Belum Pulih Benar, Irfan Bachdim Borong Dua Gol Persema « IRFAN BACHDIM Cancel reply